Minggu, 16 Februari 2014

AI

SEJARAH ARTIFICIAL INTELEGENCE (AI)

Asal mula munculnya Ai atau kecerdasan buatan (Anonim, dalam widyagama 2008) adalah berasal dari pemikiran Rene Descartes abad ke-17, Rene mengungkapkan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa, melainkan hanya mesin yang rumit, kemudian dilanjutkan dengan munculnya karya dari Blaise Pascal yaitu mesin penghitung digital mekanis yang pertama kali di tahun 1642.
            Pada tahun 1950 adalah masa paling berkembang untuk AI, dimana program pertama AI untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK) pada tahun 1951, merupakan sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christoper Strachey, serta permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz.
            Tahun 1956 (Anonim, dalam widyagama 2008) seorang ahli yang bernama John McCarthy, membuat istilah kecerdasan buatan pada konferensi pertamanya dan menemukan bahasa pemograman Lisp. Selain itu, terdapat seorang Ahli yang bernama Alan Turing yang memperkenalkan “Alan Test”, cara dalam mengoperasikan tes perilaku cerdas dan ada Joseph Weizenbaum yang membangun ELIZA, yaitu merupakan chatterbot yang menerapkan Psikoterapi Rogerian.
            Seiring berjalannya waktu perkembangan Artificial Intelligence (AI),sudah kea rah bahasa computer Prolog yang dikembangkan oleh Alain Colmerauer.  Pada tahun 1974, berkembangalah dimana jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik yang dikemukakan oleh Paul John Werbos. Perkembangan AI semakin pesat hingga sekarang, dapat dilihat pada tahun 2004, dimana DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) membuat sebuah tantangan untuk hadiah senilai 2 juta dolar dimana kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan manusia, menggunakan GPS, computer dan susunan sensor yang canggih, yang dapat melintasi ratusan mil daerah gurun yang menantang.



Artificial Intelligence dan Kognisi Manusia
Kognisi merupakan aktifitas berpikir mengenai sesuatu hal dimana prosesnya mencari, menemukan dan memahami informasi yang sudah didapat. Kemudian proses tersebut digunakan oleh manusia dalam hal menyelesaikan masalah yang dihadapi, yang merupakan suatu hal yang tanpa dsadari oleh manusia, yang mana hasil dari proses tersebut adalah tujuan. Terdapat beberapa kelebihan dari kognisi manusia, yaitu:
1.      Kognisi manusia berkembang dengan sangat mudah, serta dalam hal menciptakan suatu kreasi.
2.      Kognisi manusia, menggunakan pengalaman secara langsung tanpa harus melalui proses yang rumit.
3.      Kognisi manusia tidak memiliki batasan.
Artificial Intelligence merupakan kecerdasan buatan, yang berdasarkan atas kognisi manusia. Dimana dapat dilihat dari proses kerja AI adalah adanya input kemudian dilanjutkan dengan adanya proses, kemudian  menghasilkan output. Proses ini sama halnya dengan kognisi manusia dimana adanya masukan atau stimulus dari panca indera, kemudian diproses didalam memori dan menghasilkan keluaran atau output berupa keputusan dan tujuan. Terdapat beberapa kelebihan dari AI, yaitu:
1.      Kecerdasan buatan lebih cepat dan baik dalam mengerjakan suatu hal
2.      Kecerdasan buatan mudah untuk digandakan
3.      Kecerdasan buatan memiliki konsistensi yang tinggi.


Artificial Intelligence dan Sistem Pakar
1.      Eliza
Eliza merupakan system pakar yang ada pertama kalinya, yang dikembangkan oleh Joseph weizenbaum di MIT, system pakar ini adalah program computer yang digunakan untuk keperluan terapis. Dalam program ini, sang pengguna berkomunikasi layaknya sedang melakukan konsultasi dengan seorang terapis. Seperti dibawah ini:
Eliza: Hello. I am ELIZA. How can I help you?
Klien: My name is Balza.
Eliza: I have told you before, I do not care about names.
Klien: I don’t have any money. That’s my problem.
Eliza: Why do you say your problem?
Klien: Because you asked me.
Eliza: Do any other reasons not come to mind?
Klien: No.
Eliza: You are being a bit negative.
Klien: Why?
Eliza: Please go on.
Klien: OK. I am bankrupt.
Eliza: How long have you been bankrupt?
Klien: A year.
Eliza: Please go on.
Klien: So, what should I do?
Eliza: Does that question interest you?
Klien: Yes, how can I make big money?
Eliza: You are sure?
Klien: Of course I’m sure.


2.      Parry
Merupakan system pakar yang dikembangkan oleh psikiater Kenneth Colby di Stanford University, dimana Colby membuat system pakar berkomunikasi dengan sebagai paranoid, seperti yang ada dibawah ini:
Psikiater: Why are you in the hospital?
Parry: I shouldn't be here.
Psikiater: Who brought you here?
Parry: The police.
Psikiater: What trouble did you have with the police?
Parry: Cops don't do their job.
Psikiater: What do they do instead?
Parry: Cops arrest the wrong people.
Psikiater: They arrest the right ones sometimes
Parry: The law should get those Italian crooks.
Psikiater: Are you Italian?
Parry: My background is British but I was born in this country.
Psikiater: Do you know any Italian crooks?
Parry: I try to avoid the underworld.

3.      Net Talk
Sistem pakar ini merupakan aplikasi atau program yang berbeda dari yang sebelumnya, dimana Net Talk adalah aplikasi belajar mengucapkan teks bahasa inggris yang telah dituliskan sebelumnya menjadi teks yang akhirnya ditampilkan menjadi masukan dan melakukan pencocokan transkripsi fonetik. Para ahli juga menyatakan bahwa dengan belajar membaca saja telah melibatkan begitu banyak mekanisme kompleks yang melibatkan banyak sekali bagian dari otak manusia. Tugas utama Net Talk sebenarnya adalah untuk belajar asosiasi antara pengucapan dan urutan huruf dengan benar, berdasarkan konteksnya.


PENGGUNAAN AI DALAM DIAGNOSA

Dalam diagnose terutama bidang psikologi, ada beberapa tes yang telah menggunakan kecerdasan buatan. Salah satunya adalah tes MBTI atau biasa disebut tes kepribadian, dapat dilihat banyaknya tes kepribadian yang muncul secara online, dimana setelah mengjawab beberapa pertanyaan, sudah dapat diketahui hasilnya, yang tidak memerlukan banyak waktu dan usaha.

Kusumadewi, S.(2003). Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Solso.Robert. 2008. Psikologi Kognitif Edisi ke-8. Jakarta: Penerbit Erlangga.