1.1. Pengertian
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan
emosional yang disebabkan oleh faktor luar. Sedangkan menurut beberapa para
ahli:
- Budi Tri Akoso, stres adalah cara tubuh kita bereaksi terhadap ketegangan, kegelisahan dan tugas-tufas berat yang harus dihadapi sehari-hari.
- Hartono, stres adalah reaksi non spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor).
- Dadang Hawari, stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap stresor psikososial ( tekanan mental atau beban kehidupan).
- Vincent Cornelli, stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan.
- Soeharto Heerdjan, stres adalah kekuatan yang mendesak yang menimbulkan ketegangan dalam diri seseorang.
- Maramis, stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita.
Jadi stres adalah ketidakmampuan untuk mengatasi ancaman
yang dihadapi oleh mental, fisik,emosional, dan spiritual manusia yang pada
suatu waktu dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut atau bisa
dikatakan persepsi kita terhadap situasi didalam lingkungan kita sendiri.
1.2. Penyebab Stres
Penyebab stres merupakan
stimulus yang merangsang terjadinya respon stres. Berikut beberapa
penyebab stres, yaitu:
- Stres fisik, yang disebabkan oleh suhu atau tempratur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang atau tersengat arus listrik.
- Stres kimiawi, yang disebabkan oleh asam-basa yang kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon atau gas.
- Stres mikrobiologik, yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang menimbulkan penyakit.
- Stres fisiologik, yang disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan atau organ yang menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
- Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, yang disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
- Stres psikis atau emosional, yang disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya atau keagamaan.
1.3. Gejala dan Akibat Stres
Maksud dari gejala dan akibat stres ini adalah gejala dan akibat yang
negatif karena sering mengganggu kehidupan manusia. Seorang ahli bernama Cox,
telah mengkategorikan akibat stres menjadi 5, yaitu:
- Akibat subjektif, adalah akibat yang dirasakan seseorang secara pribadi, seperti kegelisahan, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri rendah dan perasaan terpencil.
- Akibat perilaku, merupakan akibat yang sangat mudah untuk dilihat, seperti mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi, perilaku yang impulsif dan tertawa gelisah
- Akibat kognitif, merupakan akibat yang mempengaruhi proses berpikir, seperti kurang dapat berkonsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan yang sehat, tidak dapat memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang cukup lama, peka terhadap kecaman.
- Akibat fisiologis, adalah akibat yang berhubungan fungsi atau alat-alat tubuh, seperti tekanan darah naik, gula darah meningkat, mulut menjadi kering, berkeringat, pupil mata membesar, dan sebentar-sebentar panas-dingin.
- Akibat keorganisasian, adalah dampak yang muncul dalam tempat kerja, seperti absen, produktivitas menurun, mengasingkan diri dari teman sekerja, ketidak puasan kerja, dan menurunnya keterikatan serta loyalitas terhaap organisasi.
1.4. Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation Syndrom)
Teori Sindrom Adaptasi umum dikenalkan pertama kali oleh
Selye. Walau teori ini bersifat umum, tapi membantu untuk memahami reaksi
seseorang atau individu terhadap stres. Ia berpendapat bahwa tubuh setiap
individu bereaksi secara sama saat menghadapi stres, serta tidak peduli apapun
stresornya.
Pendapat keduanya adalah bahwa stres berlangsung dalam
jangka waktu yang lama hingga reaksi pertahanan fisiologis berlangsung lama
serta mengalami peningkatan yang akhirnya mengakibatkan terjadinya penyakit
adaptasi ( gangguan akibat adaptasi yang dilakukan terhadap stres yang
berkepanjangan).
Pendapat ketiganya adalah bahwa tubuh kita memiliki
tingkat resistensi normal ( tingkat resistensi saat tubuh dalam kondisi tidak
berhadapan dengan stres), dan saat kita menghadapi stres, maka tingkat
resistensi mengalami perubahan dengan tujuan agar dapat beradaptasi dengan
stres yang dialami.
Menurut Selye ada 3 fase reaksi tubuh terhadap stres,
yaitu:
- Fase saat tubuh memberikan reaksi awal saat terkena stres. Pada tahap awal terjadinya stres, tubuh kita mengalami perubahan fisiologis hingga tingkat resistensinya menurun dibawah normal yang membuat individu mengalami gejala seperti degup jantung semakin cepat, nafas yang memburu, dan keringat dingin. Tahap ini biasa disebut sebagai fase alarm(bahwa ada stres yang harus ditangani).
- Fase resisten, dimana stres berlangsung terus menerus karena stresornya tetap muncul, yang mengakibatkan tingkat resistensi tubuh meningkat diatas normal yang bertujuan untuk beradaptasi terhadap stresor tersebut agar individunya mampu berfungsi dengan optimal dan pada tahap ini juga tanda-tanda alarm pada tubuh menghilang sebab individu sudah mampu melakukan adaptasi terhadap stresor-stresor yang ada. Tanpa disadari walaupun individu sudah merasa normal tapi sebenarnya stresnya masih ada, namun energi yang dikeluarkan tubuh lebih besar dari yang biasanya sehingga sebenarnya tubuh bekerja lebih ekstra atau keras.
- Fase kelelahan, dimana stres masih terus berlanjut dan tubuh masih terus diminta untuk menyesuaikan diri dengan stresor-stresor yang ada, maka energi yang digunakan oleh individu untuk penyesuaian akan mengalami penurunan dan membuat tingkat resistensi tubuh menurun hingga dibawah batas normal kembali. Pada fase ini, tanda-tanda ketubuhan yang ada pada fase alarm muncul kembali, tetapi karena energi yang ada didalam tubuh sudah habis, akhirnya tubuh sudah tidak mampu lagi melakukan adaptasi (muncul gangguan fisik maupun psikologis). Jika stres pada fase ini masih berlangsung, maka gangguan yang mucul akan semakin parah dan pada akhirnya individu tersebut akan mengalami kematian.
Fase
Reaksi Tubuh terhadap Stres
1.5. Tipe-tipe
stres psikologis
- · Frustasi, merupakan tipe stres yang disebabkan oleh kegagalan dalam mencapai tujuan karena adanya hambatan. Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain)
- · Konflik, adalah tipe stres yang diakibatkan karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam keinginan atau tujuan. Dimana ada 3 bentuk konflik yaitu:
1.
Aproach-aproach
conflict (konflik mendekat-mendekat), adalah konflik yang muncul ketika kita
dihadapkan pada dua tujuan yang sama-sama memiliki nilai positif, dan dalam hal
ini kita dapat memilih salah satu dari beberapa pilihan yang kita suka tanpa
adanya beban. Contohnya, memilih makan atau tidur diwaktu sedang lapar dan
ngantuk sekaligus.
Konflik jenis ini sebenarnya mudah diatasi, karena hanya menimbulkan emosi
yang rendah.
2.
Avoidance-avoidance
conflict( konflik mejauh-menjauh), adalah konflik yang muncul dengan melibatkan 2 hal
negatif pada saat yang bersamaan. Contohnya, ada seorang karyawan yang diberi
pilihan oleh atasannya untuk melakukan pekerjaan yang tidak disukainya atau ia
akan kehilangan pendapatan karena berhenti bekerja (keduanya adalah hal
negatif), jika salah satu dipilih maka menimbulkan ketidaksenangan pada hal
lain, yang akhirnya menimbulkan konflik.
3.
Approach-avoidance
conflict( konflik mendekat-menjauh), adalah konflik yang terjadi dengan melibatkan
unsur positif dan negatif secara sekaligus. Contohnya, seorang karyawan yang ingin segera pulang ke rumah untuk
beristirahat pada jam pulang kerja, tetapi disaat yang bersamaan jalanan yang
menuju rumah terjadi kemacetan. Sampai dirumah da segera istirahat adalah hal
yang menyenangkan, tetapi harus berjejal di atas kendaraan dalam kemacetan
lalulintas adalah sesuatu yang menjengkelkan.
- · Tekanan, merupakan tipe stres yang timbul karena tekanan hidup sehari-hari, dimana tekanan dapat berasal dari dalam diri ( cita-cita, keinginan) dan luar diri (orangtua yang menuntut anaknya untuk selalu mendapat nilai yang baik dalam setiap pelajaran disekolah).
- · Krisis, adalah keadaan yang mendadak, dimana menimbulkan stres pada individu ( kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera dioperasi).
1.6. Respon Stres
Respon stres adalah respon tubuh untuk bertahan terhadap
ancaman fisik. Dimana respon tersebut adalah respon melawan atau menghindar.
·
Respon melawan atau menghindar, dimana dalam kondisi
stres, tubuh mempersiapkan diri untuk melakukan 1 dari 2 tindakan melawan dan
mempertahankan diri sendiri dari ancaman atau lari, dan menghindari bahaya yang
menghadang. Respon melawan dipicu oleh rasa marah, sedangkan respon menghindar
dipicu oleh rasa takut.
Dari respon stres yang cepat, muncul gejala-gejala yaitu:
·
Denyut jantung meningkat
·
Tekanan darah meningkat
·
Ketengangan otot meningkat
·
Produksi keringat meningkat
1.7. Tahapan-tahapan stres
- · Stres tahap pertama(paling ringan) adalah stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan.
- · Stres tahap kedua, adalah stres yang disertai dengan keluhan ( bangun pagi tidak segar, lekas capek saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar, otot punggung dan tengkuk tegang) karena cadangan tenaga tidak memadai.
- · Stres tahap ketiga, adalah stres yang disertai dengan keluhan seperti defekasi tidak teratur ( kadang diare), otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh terganggu.
- · Stres tahap keempat, adalah tahapan stres dengan keluhan seperti tidak mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.
- · Stres tahap kelima, adalah tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, serta bingung dan panik.
- · Stres tahap keenam(paling berat), adalah tahapan stres dengan tanda-tanda jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin, banyak keluar keringat,dan pingsan atau collaps.
Jadi, munculnya tahapan-tahapan stres sebenarnya berasal
dari perasaan takut atau marah (tidak sabar, frustasi,iri, tidak ramah,depresi,
bimbang, cemas, rasa bersalah dan khawatir)
1.8. Symptom Reducing Respons /Reaksi mengurangi gejala
Stres
Ada beberapa cara dalam mengurangi gejala-gejala yang
stres yang dialami seseorang, yaitu:
- Mekanisme Pertahanan Diri
· Identifikasi, menginternalisasi ciri-ciri yang dimiliki
oleh orang lain yang berkuasa dan dianggap mengancam.
· Pengalihan (Displacement),
adalah memindahkan reaksi dari objek yang mengancam ke objek yang lain karena
objek yang asli berbahaya jika diagresi secara langsung.
· Represi, adalah cara-cara dengan menghalangi
impuls-impuls yang ada, agar impuls-impuls tersebut tidak dapat diekspresikan
secara langsung dalam tingkah laku.
· Denial, adalah merupakan penolakan terhadap kenyataan
yang ada, sebab kenyataan yang ada dianggap mengancam integritas individu yang
bersangkutan.
· Reaksi formasi, adalah dalam mengekspresikan sesuatu
dimunculkan secara terbalik atau berlawanan dengan kenyataan.
· Proyeksi, adalah menerapkan dorongan-dorongan yang
dimilikinya pada orang lain, karena dorongan-dorongan tersebut mengancam
integritasnya.
· Rasionalisasi, adalah dua gagasan yang berbeda dijaga
agar tetap terpisahkan karena bila terus bersama-sama akan mengancam.
·Sublimasi, adalah sebuah dorongan yang ditransformasikan
menjadi bentuk-bentuk yang diterima secara sosial dan menjadikan
dorongan-dorongan tersebut menjadi berbeda dari dorongan yang aslinya.
2. Coping Spontan
Ada 4 macam coping spontan yang
dapat mengatasi stres, yaitu:
·Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka, individu
diminta unutk melakukan langkah aktif untuk mengurangi bahaya dengan cara
menempatkan diri secara langsung pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi
yang sesuai dengan bahaya yang ada.
· Agresi, merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dengan menyerang orang lain yang dianggap mengancam.
·Penghindaran (Avoidance),
merupakan tindakan yang terjadi apabila seseorang yang mengancam dinilai lebih
berkuasa dan berbahaya dan individu lebih memilih unutk menghindar dari situasi
yang mengancam tersebut.
·Apati, merupakan jenis koping orang yang putus asa,
dimana individu tidak bergerak dan menerima begitu saja seseorang melukainya
dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan atau melarikan diri dari situasi yang
berbahaya tersebut.
Jadi sebenarnya cara-cara diatas yang kita lakukan tanpa
sadar adalah usaha kita dalam mengurangi gejal-gejala stres yang kita alami
dari kejadian-kejadian negatif.
Daftar Pustaka:
dr. Hartono, LA. 2007. Stres &
Stroke, Yogyakarta; Kanisius.
drh.Akoso, tri budi, M.Sc,Ph.D & Galuh H.E.Akoso, S.P. 2009. Bebas Stres, Yogyakarta; Kanisius.
Drs. Sunaryo.M.Kes. 2002. Psikologi
untuk Keperawatan, Jakarta; Buku Kedokteran EGC.
Hude, darwis. 2006. Emosi,
Jakarta; Erlangga.
National Safety Council. 2004. Manajemen
Stres, Jakarta; Buku Kedokteran EGC.
Pedak, mustamir.2009. Metode Supernol
Menaklukkan Stres, Jakarta; Hikmah.
Siswanto, S.Psi., M.Si. 2007. Kesehatan
Mental;Konsep, Cakupan dan Perkembangannya, Yogyakarta;
Penerbit Andi.